LINK

LINK
GUNADARMA

Kamis, 10 Maret 2011

HIV VS AIDS

• Perbedaan HIV dan AIDS
Perbedaan di antara HIV Sering kali HIV/AIDS tertulis dan disebut sebagai satu istilah. Akan tetapi HIV dan AIDS mempunyai artinya yang berbeda.
Apabila gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau ‘penyakit HIV lanjutan’. Pada tahap ini seseorang kemungkinan besar akan mengembangkan infeksi oportunistik. ‘AIDS’ merupakan definisi klinis yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV. Definisi AIDS termasuk jumlah sel CD4 di bawah 200 (suatu tes yang menghitung jumlah sel CD4 – yaitu sel darah penyerang infeksi yang diserang dan dibunuh oleh HIV), atau mengalami satu atau sejumlah infeksi tertentu, termasuk tuberkulosis, jenis kanker yang jarang dan penyakit mata, kulit dan sistem saraf.
Odha yang mempunyai semakin banyak informasi, dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap awal penyakitnya lebih berhasil menangani infeksinya. Obat antiretroviral yang sekarang semakin terjangkau dapat memperlambat kecepatan penggandaan HIV; obat lain dapat mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan HIV.


HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
Virus ini merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS.
Jika anda terinfeksi HIV, anda akan dipanggil HIV positif. Ini berarti virus HIV telah masuk ke dalam aliran darah anda. Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa menyumbuhkan HIV/AIDS dan virus itu akan tetap berada dalam tubuh anda. Dalam tubuh kita ada system kekebalan tubuh yang terdiri dari sel-sel, diantaranya adalah sel-T yang tugasnya memerangi kuman dan infeksi.
Ketika virus HIV masuk ke dalam tubuh kita, virus itu akan menyerang sel-T dan masuk disana, sembunyi tanpa diketahui untuk berapa lama. Karena itu orang yang darahnya sudah terinfeksi HIV bisa nampak sehat, namun telah menjadi sumber penularan bagi orang lain.

Pada suatu saat HIV akan memperbanyak diri dan mulai merusak sel-T. Maka pada saat inilah system pertahanan tubuh kita lemah dan tidak mampu memerangi kuman yang berada di sekitar tubuh kita.

Ketika virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh kita pada awalnya tidak ada gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi mengalami penyakit ringan sehari-hari seperti demam, flu atau diare. Selebihnya tidak ada gejala khusus.
Penderita HIV positif sering kali merasa sehat dan dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudah masaa itu, bisa diatas lima tahun atau lebih mulai muncul penyakit-penyakit bawaan akibat kekebalan tubuh menurun, seperti timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening.
Pada saat inilah orang ini dikatakan positif AIDS atau sudah memasuki tahap AIDS.

Masa seseorng terinfeksi HIV hingga ke fase AIDS berbeda-beda, tergantung kepada gaya hidup dan asupan gizi yang masuk. Sebab virus HIV menyerang kekebalan tubuh, sehingga sakit ringan pada orang normal bisa sangat berbahaya pada penderita AIDS.

Bahayanya adalah jika seseorang tidak mengetahui ia menderita HIV. Begitu diketahui pada darahnya ada HIV, maka pada saat itu ia sudah sangat potensial menularkan. Sayangnya ia terlambat mengetahui ada HIV di tubuhnya sehingga setahun dua tahun kemudian dia sudah masuk ke fase AIDS dan akhirnya meninggal. Ia tidak tahu sudah berapa lama virus itu bersarang ditubuhnya.

Bagaimana Mengenali Tubuh Yang Terinfeksi HIV

Cara untuk mengenali atau mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV adalah melalui tes darah, jadi tidak bisa mengira-ngira dari gejala yang muncul saja. Jika seseorang mengalami sariawan berulang-ulang atau diare tak berkesudahan bukan berarti ia positif AIDS sebelum dilakukan pemeriksaan darah.
Kenyataan ini sekaligus menghapus mitos yang salah bahwa berhubungan seks dengan orang yang kelihatan sehat, bugar dan gagah tidak mungkin kena HIV/AIDS. Sekali lagi HIV tidak bisa dipandang secara kasat mata seperti itu. Harus dilakukan pemeriksaan darah.

Jika karena sesuatu hal kita hidup dengan resiko tinggi kena HIV, ada baiknya melakukanh pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali meski pada pemeriksaan terakhir hasilnya negatif.
Siapakah yang berisiko tinggi kena HIV ?
§ Orang yang sering berganti-ganti pasangan seks tanpa memakai pelindung.
§ Orang yang mendapatkan tranfusi darah yang tercemar. Saat ini masalah donor darah sudah semakin diperketat untuk mengantisipasi terjadinya hal ini.
§ Pemakai narkoba. HIV menular melalui jarum suntik yang tidak steril dan dipakai secara bergantian. Biasanya ini terjadi pada pemakai narkoba yang enggan menggunakan jarum suntik sendiri-sendiri. Biasanya mereka memakai bergantian. Tak heran jika tingkat penularan HIV di Indonesia tertinggi kedua adalah melalui jarum suntik pemakai narkoba.
§ Ibu hamil yang tertular HIV akan menularkan pada bayi yang dikandungnya.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome atau Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
.
AIDS jarang sekali terdiri dari satu penyakit saja tetapi terdiri dari sebuah kumpulan atau kombinasi berbagai macam penyakit yang muncul karena tubuhnya tidak dapat melawan penyakit lagi seperti dulu, jumlah sel CD4 di bawah 200 atau mengalami satu atau sejumlah infeksi tertentu, termasuk tuberkulosis, jenis kanker yang jarang dan penyakit mata, kulit dan sistem saraf.Pada saat darah terinfeksi virus HIV maka sistem kekebalan tubuh diserang dan dirusak dengan perlahan-lahan sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi dan penyakit biasa lagi. Setelah melewati waktu tertentu (biasanya bertahun-tahun), sistem kekebalan tubuh kita akan melemah. Hanya seorang HIV positif yang didiagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat dikatakan menderita AIDS. Orang yang tubuhnya terinfeksi HIV dan sudah memasuki tahap AIDS bisa meninggal hanya karena flu, radang paru-paru atau diare yang tidak berkesudahan. Hal ini karena kekebalan tubuhnya tidak lagi berfungsi untuk menekan kuman dan infeksi yang ada sehingga infeksinya bertambah parah dan akhirnya meninggal.

Karena itu penderita HIV dianjurkan untuk menjalankan pola hidup sehat untuk menghindari gangguan kesehatan meski yang paling ringan sekalipun. Demikian pula dengan anjuran makan makanan bergizi yang diharapkan bisa memperkuat tubuhnya. Karena biasanya penderita HIV seringkali mudah lelah sehingga semakin mudah juga kuman dan infeksi masuk tubuhnya. Tapi kedua hal ini memang hanya proteksi agar seseorang bisa bertahan lama sebelum masuk ke AIDS. Sementara HIVnya sendiri tetap ada dan belum ada obatnya.

• Penularan Virus HIV dan AIDS
* Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine
• HIV/AIDS tidak menular melalui :
1. Bersalaman, berpelukan
2. Berciuman
3. Batuk, bersin
4. air ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia dan air kencing, walaupun jumlah virus yang sangat kecil terdapat di cairan ini. HIV tidak ditemukan di keringat.
5. Memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, WC, kamar tidur, dll.
6. Gigitan nyamuk
7. Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
8. Memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, sauna, dll



sumber dari:
www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar